Benarkah Roh Gentayangan Itu Tidak Ada?
Wednesday, 14 November 2018
Add Comment
Santri majapahit - Di lingkungan masyarakat pada umumnya mempercayai adanya roh gentayangan. Mereka percaya bahwa orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali dalam bentuk roh, mereka juga beranggapan jika ada seseorang yang matinya tidak wajar seperti kecelekaan, dibunuh atau bunuh diri, maka arwahnya akan penasaran
Benarkah Roh Gentayangan Itu Tidak Ada?
Adapun penjelasan yang telah kita bahas sebelumnya tentang keadaan seseorang setelah kematiannya maka tidak ada roh yang bergentanyangan. baca http://www.ummatmuslim.com/2016/01/keadaan-kehidupan-manusia-ketika-sudah-berada-dalam-kubur.html
selain itu Islam mengajarkan bahwa ruh orang yang telah meninggal berada di alam lain, yaitu alam kubur, yang itu sama sekali di luar alam dunia. Berikut beberapa dalil yang sangat tegas menunjukkan bahwa ruh tidak balik ke dunia,
Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)
Ayat ini bercerita tentang keadaan orang kafir ketika di ambang kematian. Bagaimana harapan mereka dan permohonan mereka untuk dikembalikan ke dunia. Agar mereka bisa memperbaiki amalnya, sehingga bisa mendapat kebahagiaan ketika di akhirat. Namun ini hanyalah harapan kosong, yang tak akan pernah terwujud. Karena sebentar lagi mereka akan menghadapi alam kubur. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/493).
Hadits harapan orang yang mati syahid agar mereka dikembalikan lagi, sehingga bisa berperang di jalan Allah, untuk mendapatkan syahid.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku.”Wahai Jabir, mengapa engkau sedih?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
”Ya Rasulullah, ayahku mati syahid. Sementara beliau meninggalkan beberapa anak dan utang.” jawab Jabir.
”Maukah kuceritakan nikmat besar yang Allah berikan kepada ayahmu?” tawar Nabi.
”Tentu, ya Rasulullah.” jawab Jabir.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah tidak pernah berbicara dengan seorangpun kecuali di balik tabir. Sementara itu, Allah menghidupkan ayahmu, dan berbicara dengannya secara berhadap-hadapan. Allah berfirman, ”Wahai hamba-Ku, mintalah sesuatu kepada-Ku, pasti Aku beri.”
”Ya Allah, hidupkanlah aku kembali (di dunia), agar aku bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” jawab hamba.
Allah berfirman, ”Telah menjadi ketetapan-Ku sebelumnya, bahwa mereka tidak akan dikembalikan ke dunia.” (HR. Turmudzi 3010, Ibnu Hibban 7022 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
itulah dua dalil yang menjelaskan bahwa ruh orang yang telah meninggal tidak akan kembali didunia baik itu orang kafir dan fasik ataupun orang yang shalih.
Terdapat dalil yang menegaskan bahwa mayit merasa sangat tidak tenang, ketika dia memiliki utang, hingga utang itu dilunasi. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai (utang itu) dilunasi.” (HR. Turmudzi 1078, Ibnu Majah 2413, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dalam hadis lain dari Jabir bin Abdillah, beliau menceritakan,
Ada seseorang yang meninggal. Kami memandikannya, memberinya minyak wangi, dan mengkafaninya. Kemudian kami bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar beliau menshalatinya.
”Mohon anda menshalatinya.” pinta kami.
Beliaupun melangkah satu langkah.
”Apakah dia punya utang?” tanya Nabi.
”Ada, dua dinar.” jawab kami.
Tiba-tiba beliau kembali. Hingga Abu Qatadah siap menanggung utangnya.
“Dua dinar tanggunganku.” Kata Abu Qotadah.
“Menjadi tanggungan orang yang berutang dan mayit telah lepas tangan?” tanya Nabi.
“Ya, siap.” Jawab Jabir.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersedia menshalati jenazahnya.
Keesokan harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Qatadah, ”Bagaimana dengan dua dinar?”
”Dia baru meninggal kemarin.” kata Abu Qatadah.
Besoknya, Abu Qatadah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Telah saya lunasi.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sekarang, kulit mayit sudah menjadi dingin.” (HR. Ahmad 14536, Hakim 2346, dan dishahihkan Ad-dzahabi dan Syuaib al-Arnauth).
Syaikh Athiyah Muhammad Sali mengatakan,Berdasarkan hadis ini, ulama mengatakan, “Orang yang berutang baru terbebas tanggung jawabnya secara sempurna ketika utang itu dilunasi. Bukan ketika ada orang yang menjamin. Abu Qatadah menanggung utang itu kemarin lusa. Namun baru beliau lunasi setelah dua hari berlalu. Dan sekaranglah kulit mayit menjadi dingin dari panasnya utang.”
jadi jika ada utang, mayit akan merasakan panas karena utang tersebut sampai utangnya dilunasi. hal tersebut juga maksud dari hadits Abu Hurairah RA diatas bahwa jiwa seorang mukmin akan tergantung dampai utangnya dilunasi orang mukmin itu akan merasakan panas walaupun orang shalih sampai utangnya terlunasi.
Jadi, apa yang diyakini oleh masyarakat selama ini hanyalah tipu daya setan dari bangsa jin, merekalah yang menyamar sebagai orang yang telah mati, seperti apa yang dilihat oleh orang-orang yang tertipu. Setanlah yang masuk ke dalam tubuh manusia dan mengaku-ngaku sebagi roh orang tua, atau orang-orang shalih. Karena hanya setan (jin) yang diberi kemampuan oleh Allah untuk masuk ke dalam tubuh manusia, sebagaimana keterangan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setan (jin) beredar di dalam diri manusia seperti aliran darah,” (HR. Bukhari Muslim)
Wallahu a'lam
0 Response to "Benarkah Roh Gentayangan Itu Tidak Ada?"
Post a Comment